Kiat Menulis Cerita Fiksi


 

Pelatihan Kelas Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24                                                                                                                     Pertemuan ke-11

Materi     : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber : Sudomo, S.Pt,

Moderator    : Helwiyah



 

       “Malam ini ku ingin bersandar”  “Sudah sekian lama tubuh ini menahan lelah”….    “Aku sedang sakit                                                                                                  Bagaimana mungkin, kata-kata itu  keluar dari mulut sosok yang ada di sampingnya.                                                                                                                                “Kenapa? Ketika kau sakit, aku merasa sakit. Ketika kalian bahagia pun ku benamkan raga ini tetap bercanda dalam ‘sakit’                                                                                       “Terlalu fana suguhan sandaran  itu bagiku”

 

        Perlahan kuleletakan buku  berwarna ungu itu, selesai sholat Isya membaca penggalan kisah yang kutulis beberapa waktu lalu, yang sampai saat ini pelum berakhir. Dikagetkan notivikasi gawai, menunjukan pukul 19.20.  Malam ini kami meriang. Alhamdulilah anak-anak sudah sehat.  Panas dingin menusuk, persendian terasa pegel linu. Bukan paksaan, mencoba menyimak meteri malam ini “Kiat Menulis Cerita Fiksi”. Kemungkinan dengan menulis, muncul energy positif. Yang kemudian,  menghangatkan dan meredakan demam ini.

        Pertemuan ke -11 ini dipandu moderator cantik Ibu Helwiyah. DImulai dengan perkenalan diri dan perkenalkan narasumber yaitu, Bapak Sudomo. Sebelum menyimak materi,  membuka , mengingatkan serta menyiapkan perhatian kita dengan tulisan yang berkaitan dengan materi malam ini terlebih dahulu.

 

         Seorang penulis fiksi ditantang untuk menghadirkan sebuah alur cerita yang ciamik, Apik agar pembaca ‘tenggelam’ ke dalamnya.

          Setiap penulis mempunyai cara untuk mengatasi tantangan ini, tisak hanya alur yang terangkai indah, tetapi mapu menghadirkan latar belakang yang memikat.

Tips menulis fiksi BAGI PEMULA yang Di antaranya:

        Menentukan Ide Cerita yang Tepat

Sebelum menulis fiksi, Anda harus memahami ide cerita terlebih dahulu. Apa yang ingin diceritakan kepada pembaca, dan pesan apa yang ingin disampaikan. Dalam menentukan ide cerita, Anda tidak perlu terlalu muluk-muluk, dan menuliskannya hingga beribu-ribu kata.  Agar tidak membingungkan pembaca.

        Menggunakan Outline

Setiap penulis memiliki metode yang berbeda dalam menyusun alur. Jika menggunakan outline bisa membantu alur mengalir bisa digunakan.

       Menciptakan Karakter yang Berkesan

Hal ini penting agar cerita  hidup. Setelah menentukan ide dan metode penulisannya, tips menulis fiksi yang tak boleh terlewatkan ialah tokoh dalam cerita. Peran tokoh sangat krusial dalam sebuah cerita, entah tokoh utama atau pendukung. Oleh sebab itu, menciptakan tokoh juga harus dibarengi dengan karakter yang jelas. Setiap tokoh akan mengalami gejolah batin

        Merangkai Plot yang Apik

Plot adalah alur atau perjalanan cerita. Alur ini bisa disusun jika Anda sudah memiliki gambaran atau outline yang jelas. Plot akan membawa ke mana arah cerita, sehingga perlu disusun dengan baik. Penyusunan plot tiap penulis juga berbeda-beda, tapi pada umumnya berupa pembuka, awal konflik, krisis, klimaks, dan penutup/kesimpulan.

 

Selain kreatifitas, untuk merangkai plot yang apik, seorang penulis harus membuka wawasannya. Dan yang paling penting adalah melakukan riset.

 

Melakukan Riset yang Detail

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, riset sangat penting dalam kepenulisan, tidak hanya dalam karya ilmiah saja. Dalam fiksi, riset juga sangat penting untuk membangun kedekatan dengan tokoh, cerita dan pembaca. Bahkan, seorang penulis bisa saja melakukan riset lebih lama dibanding proses menulis ceritanya.

 

Demikian lima kiat dari tulisan yang saya baca, tentunya masih banyak kiat lainnya seperti yang disampaikan oleh narsum pertemuan ke-11 malam itu. Malam itu  ternyata saya tidak kuat melanjutkan untuk menulis resume karena masih demam, dan siang ini mencoba melanjutkan, Alhamdulillah masih bisa bertahan duduk kurang lebih selama 30 menit.

Seperti biasa pertemuan ini  bagi  dalam 4 sesi

1. Pembukaan

2. Paparan materi melalu chat WA grup

3. Tanya jawab

4. Penutup

 

          Pak Sudomo, S.Pt, Nara sumber kita malam itu  adalah seorang sarjana peternakan yang mumpuni di bidang literasi .

Setelah menyimak biodata dan  alamat blog beliau, www.eigendomo.com

Sungguh Terinspirasi dan termotivasi untuk menulis

www.bianglalakata.wordpress.com dan www.eigendomo.com

Beliau agak lama tidak menulis fiksi karena terbentur dengan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 tahun kemarin. Menulis di blog pun lebih banyak tentang guru penggerak dan kiprah komunitas.

Berikut paparan beliau mengenai kiat menulis cerita fiksi.

 

Kiat Menulis Cerita Fiksi

 

1 • Mengapa Harus Belajar Menulis Fiksi?

       Pertama, salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.

       Kedua, menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.

      Ketiga, cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan.

      Keempat, menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.

 

2 • Apa Saja Syarat Bisa Menulis Fiksi?

        Pertama, komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.

       Kedua, kemauan dan kemampuan melakukan riset. Lo, kok, cerita fiksi ada riset juga? Iya, dong. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.

       Ketiga, banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.

       Keempat, mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan.

       Kelima, memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

 

3 • Apa Saja Unsur-unsur Pembangun Cerita Fiksi?

        Pertama, tema yang merupakan ide pokok cerita. Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita.

       Kedua, premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.

      Ketiga, alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

      Keempat, penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

      Kelima, latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.

      Keenam, sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.

 

 4 • Bagaimana Kita Menulis Cerita Fiksi

        Pertama, niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.

           Kedua, perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

           Ketiga, terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.

          Keempat, outline/kerangka karangan.

 

 Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur

a.          a. Pembangun cerita fiksi

b.         b.  Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita

c.         c.  Membuat premis sesuai tema

d.         d.  Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

e.         e. Menentukan penokohan kuat berdasarkan  jenis dan teknik penggambaran watak                  tokoh dengan baik

f.          f.  Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail

g.          g.  Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

 

        Kelima, mulailah menulis.

       Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan,

       kata unik, konflik)

   a.       Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan  baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca

   b.        Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh

   c.        Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi

   d.       Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas

    e.        Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)

    f.        Membuat ending yang baik

 

       Keenam, lakukan swasunting.

        a. lakukan setelah selesai menulis;

        b. Jangan menulis sambil mengedit;

        c.  Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah,

          aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;

       d.  Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting

          tulisan sendiri;

e.          e. Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

 

Ada beberapa informasi yang menarik dari tanya jawab

1. Yang perlu disiapkan selain outline adalah melakukan riset. Riset bisa dilakukan melalui literatur terkait atau wawancara. Tujuannya agar apa yang kita tulis itu sesuai, terutama menyangkut kedaerahan. Khusus dalam menulis cerita rakyat, bisa saja langsung berkreasi dengan ide pokok. Tenang saja meskipun sudah banyak ditulis, tetapi setiap penulis memiliki gaya khasnya. Selain itu, cerita rakyat belum tentu kebenarannya. Penulis pun bisa melakukan dekonstruksi.

2. Dalam penulisan novel jika berdasarkan kehidupan nyata menurut saya perlu meminta izin. Hal ini selain terkait etika juga menyangkut royalti jika dikomersialkan. Namun, hal ini tidak mutlak. Bisa saja tanpa izin meng…

3. Motivasi menulis cerita rakyat karena memang saya menyukainya. Saat ini di berbagai daerah masih banyak cerita yang masih berupa lisan. Dengan menjadikannya tulisan, setidaknya cerita tersebut akan abadi;

4. Menentukan subbab biar mudah harus berawal dari outline/kerangka. Subbab dibuat berdasarkan alur.

5. Menulis novel Alhamdulillah sudah ada dalam bentuk buku. Ada novel dewasa muda dan anak-anak juga. Tipsnya, yaitu membuat outline/kerangka cerita dengan detail. Cara menghidupkan tokoh bisa dilakukan dengan cara mengembangkan karakter tokoh. Penggambaran karakter tokoh sebagai mungkin menggunakan teknik show don't tell. Maksudnya saat tokoh sedang sedih, jangan  hanya menuliskan "Wati sedang sedih", tetapi tuliskan gambaran kesedihan yang dirasakan oleh Wati.

6. Pilih tema yang dekat dengan pembaca, secara logika maupun penalaran.

 

Dalam penulisan fiksi, ada banyak sekali ide yang kemudian bisa dikembangkan sebagai tema sebuah cerita. Tema tentang cinta, tema tentang perjuangan, tema tentang pengorbanan dan tema tentang peperangan, adalah beberapa tema yang cukup sering diangkat dalam penulisan. Namun sebenarnya, ada lebih banyak lagi tema yang bisa diambil oleh seorang penulis untuk kemudian dituangkan dalam alur penceritaan.

 

Dalam dunia yang kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan, pilihlah juga untuk menjadi seseorang yang jika ia mencintai orang lain, maka ia mencintainya dengan tulus

A. WAN BONG

 

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Self Remember

Ukiran Indah MICHIKO DENIM