Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis
Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke -16 Gelombang 23 dan 24
Materi : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis
Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd
Moderator : Muliadi
CLBK YUK
Coba lakukan budayakan konsisten
Teori Romansa menulis itu indah
Coba niatkan Bismillah agar telaten
Mari belajar menulis semoga berkah
Lihatlah gemulai tarian si gadis manis
Pertama menari hari Minggu kemaren
Langkah menyusun buku secara sistematis
Bersama Yulius Roma sungguhlah keren
Jalan-jalan ke tanah toraja
jangan lupa membeli biskuit roma
Meski berkenalan baru saja
Waktu dan room buat bapak Roma
Moderator Muliadi
Diawali sebuah pantun dari moderator, Bapak Muliadi.
Pantun merupakan budaya warisan asli atau warisan kandung Bangsa Indonesia. Budaya Pantun asal asli Indonesia yang sudah tercatat pada UNESCO. Pantun dapat disampaikan sebagai pembuka acara baik resmi dan nonresmi.
Moderator memperkenalkan narsum yang keren dan hebat dari Tanah Toraja yaitu Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd.
Topik malam ini adalah Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Bakat dan kemampuan sendiri dalam melakukan editing terhadap naskah tulisan untuk kemudian diusulkan kepada penerbit.
Teori menulis Bapak Yulius Roma Patandean
1. Dalam menulis dan menyelesaikan tulisan, masih memegang prinsip CLBK. Apa itu CLBK?
2. Menulis tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada percobaan. COBA untuk menulis adalah satu kata romantis. Dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.
3. Percobaan, mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Kemudian, lakukan dengan segera. Praktekkan sekaligus, bairkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.
4. Menulis harus menjadi budaya. BUDAYAKAN!
Seperti orang Toraja, mengenakan sarung dalam berbagai aktifitas adalah bagian dari budaya yang tidak bisa terpisahkan dari perjalanan hidup. Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. Sebuah buku yang terbit dari penerbit.
5. Budaya seperti yang khalayak ramai pahami tentunya adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya. KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis. Budaya menulis yang baik adalah ketika konsisten dalam prakteknya.
6. Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten, inilah yang saya sebut CLBK dalam menulis. Istilah ini boleh menjadi pemberi semangat dan pendorong kepada teman-teman untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan.
7. Minimal dari esume materi-materi yang telah disajikan puluhan narasumber bisa menuju naskah solo.
8. Cara sistematis yang lakukan dalam menyelesaikan tulisan?
9. terdapat dalam tautan youtube narsum berikut ini.
https://youtu.be/eePQwyHAcjw
10. https://youtu.be/jXPr59aWJSc
11. Menyelesaikan tulisan akan terjadi oleh karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tidak terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis.
Narasumber hebat
Dalam sebuah media online Pedoman Media dalam sebuah artikel dengan judul Mengenal Yulius Roma Patandean, Penulis & Editor Profesional asal SMAN 5 Tator, diketahui beliau lahir lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Belaiu adalah guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015.
Bapak Yulius, adalah seorang penulis yang cukup produktif. Beberapa buku telah berhasil diterbitkan seperti Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020). Buku kedua yaitu Digital Transformation yang diterbitkan oleh salah satu penerbit mayor, penerbit ANDI Offset.
Dalam sebuah tanya jawab penuh ilmu
Teknik Menyambung
1. Strategi menyambung kembali menulis yang mandeg. Menulis ketika lagi senang atau tanpa beban. Walau terkadang hilang ide, lanjut saja menulis. Pada saat editing ide akan kembali pada tempatnya.
2. Strategi untuk membuat judul yang tepat dan relevan. Konsisten menuliskan naskah atas judul yang telah disiapkan. Buat judul pendek/singkat. Judul yang paling berkesan biasanya lebih singkat. Judul pendek mudah diingat dan seringkali bisa lebih menggugah dan kuat daripada judul yang lebih panjang.
Strategi Konsisten
1. Cara menumbuhkan konsistensi dalam menulis ini: fokus, bangun minat menulis dan miliki motivasi bahwa saya harus menghasilkan sebuah buku ber-ISBN. Awalnya memang tersendat oleh karena banyak faktor, seperti pekerjaan, capek, kegiatan sosial, dan lainnya. Konsistensi akan ada seiring minat menulis telah ada. Jika ada kendala, jangan mundur.
2. Buku solo, sebagai buku pertama. Mulailah promosikan ke rekan-rekan kerja di sekolah atau komunitas. Tulisan ada pembaca atau tidak, hanya masalah menunggu waktu. Akan ada masanya buku itu terbaca. Ambil hikmahnya saja bu, terus menulis, pasti bisa. Selama niat menulis ada.
Trik membaca naskah saat mengedit dan mengenalkan Buku
1. Trik saya adalah membaca naskah ketika mengedit. Contoh: Bisa saja Bab 5 cocoknya ada di Bab 2. Demkian halnya dengan sub judul. Kadang sub judul itu ada di bab lain, tapi cocoknya di bab sebelum atau sesudahnya. Dan tidak menutup kemungkinan, ada sub judul yang justru menjadi Bab. Ini terjadi ketika kita menulis tanpa outline yang ditentukan sebelumnya. Namun jika sebelumnya sudah ada outline penulisan, maka kita akan fokus.
2. Perbanyak promosi saja, misalnya lewat media sosial. Adakan kampanye menulis buku di sekolah, dengan demikian teman-teman lain akan penasaran. Selebihnya cetak buku dan simpan di perpustakaan sekolah. Memulai dari hal-hal kecil.
Tulisan tidak selesai, Self Editing
a. Ini pertanyaan sulit. Saya mulai kena imbas tulisan tidak selesai. Selama ini saya fokus menulis di akhir pekan dan hari Minggu selepas ibadah. Waktu lainnya saya manfaatkan jam tidak masuk di kelas di sekolah.
b. Ada ide, langsung tulis. Tak ada kertas, rekam di HP. Ketika mencapai 40 halaman A5, membacanya kembali dan memberikannya judul. Baiknya menulis itu ada Outline, walaupun outline itu bisa berubah seiring isi tulisan. Selama ini, saya memilih self editing dengan tetap mengikuti pedoman dari penerbit. Nanti penerbit yang memberikan penyesuaian seperlunya.
c. Baiknya gunakan foto karya sendiri. Jika gambar dari internet, pilih yang creative commons. Jika mengutip, cantumkan di daftar pustaka. Bukan hanya dari buku, termasuk dari jurnal dan sumber internet lainnya.
Bismillahirrohmanirrohim, membuka hati menyenangi
Menulis itu indah semoga berkah
Membiasakan diri untuk menyaingi
Krisis malas laju dan tekadkan langkah
Resumenya lengkap bu
BalasHapusMereeen bunda
BalasHapusHeee
HapusTULISAN YANG SINGKAT, PADAT JELAS/ spj. LANJUTKAN DAN TERUS BELAJAR. mOGA JADI BUKU SOLO SETELAH 20 RESUME. HAYU clbk Dengan pasangannya
BalasHapusSiap
HapusWah super ini resume bisa jadi referensi
BalasHapusMakasih masih sederhana..
HapusTop bgt resumenya,pantunnya mantap Bunda Menik
BalasHapusMakasih suportnya Mbak Maryati
Hapusibu pantun ini selalu oke
BalasHapusYo I ala2 moderator berpantun
BalasHapusResumenya bagus renyah dibaca👍👍
BalasHapusMantaab
BalasHapus