Siapa Takut Menulis Buku Tidak Bisa Terbit? Kan Ada si Indie

                    Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie 

 

Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang ke 23 dan 24

Pertemuan ke -18 

Materi                      :   Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber             :  Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

 Moderator               :  Rosminiyati



          Masyaallah harga miring, respon yang terucap membaca blog Bapak Brian  tentang penerbit Hindie berikut https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html

Kecuali pertemuan ke 17, malam ini juga tentang penerbit Hindie, yang memang informasi ini sangat diperlukan bagi penulis pemula.

Alhamdulillah, beberapa buku antalogi bersama dan satu buku solo sudah mengisi rak buku. Masih rak pribadi di rumah. Tentulah ada harapan bisa terpajang di tempat lain. Bukanlah sebuah prestasi yang membanggakan,  tetapi kepuasan dan kebahagiaan jika apa yang pernah dirasa, ditulis, tersimpan dan dibukukan. Sewaktu-waktu bisa kita baca,  dipinjamkan atau sebagai referensi saat mengawali pembelajaran dengan berliterasi. Dan bukan serta merta kepemilikan buku bisa sampai menghiasi rak pribadi. Perlu proses. Di sini satu yang menjadikan kita percaya diri dan sebuah karya buku itu terbit dan dikenal orang yaitu jasa ‘penerbit’  Ada keinginan untuk mengetahui tentang penerbitan dan mengenal beberapa penerbit yang amanah, edukasi, handal dan terkenal. Hal ini perlu minimal sebagai seorang ’penulis’, proses belajar menulis.

         Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, “Penerbitan adalah kegiatan pembuatan dan pendistribusian buku dan surat kabar yang diadakan oleh industri yang berkonsentrasi memproduksi dan memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik. Penerbit dari sistem penerbitannya dapat dibedakan sebagai penerbitan umum (konvensional) dan juga penerbitan mandiri atau self-publish, di mana penulis sebagai penerbitnya.

Secara tradisional, istilah ini mengacu kepada usaha pendistribusian dari usaha percetakan seperti buku dan surat kabar. Dengan perkembangan sistem teknologi informasi, istilah penerbitan mengalami perluasan makna, di mana memasukkan unsur-unsur buku elektronik, seperti dalam sebuah situs web ataupun blog. Penerbit adalah sebuah perusahaan yang memproduksi buku atau surat kabar, bahkan jusa buku elektronik.

Penerbit independen atau penerbit indie atau penerbit mandiri adalah sebuah cara alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang lain yang dilakukan penulis naskah bukan dari penerbitnya. Wikipedia

          Bersyukur di kelas belajar menulis PGRI INI mengenal penerbit yang mantap semua seperti Kamila Lamongan ( Pak Mukminin) yang pertemuan ke 17 sudah memaparkan ketentuannya, ada juga Bu Kanjeng yang siap dengan Penerbit Oase, dan Pak Brian yang sudah memperkenalkan 2 penerbit rekananan beliau.

Malam ini dengan narasumber Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. akan mengupas tuntas dua penerbit Indie yang menjadi rekanan beliau dengan tema “Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”. Sangatlah penting informasi ini untuk menambah referensi menerbitkan buku] apalagi jika kita sudah siap outline, sudah memaksimalkan penggunaan KBBI dan PUEBI. Jika naskah buku sudah siap, kita harus segera menentukan penerbit untuk menerbitkan buku kita agar pengaturan naskah kita sesuai dengan ketentuan penerbit yang kita pilih terkait bentuk huruf, spasi, margin, lay out, dan lain-lain.

Bapak Brian, sosok guru blogger millennial nan ganteng ini lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan. Beliau adalah alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus. Masih banyak prestasi yang belum bisa tersampaikan, bisa di baca pada alamat berikut https://www.praszetyawan.com/p/profil.html

Bapak Brian alumni gelombang 4, yang saat itu jika mau menerbitkan buku harus mencari dan mememilih sendiri. Akan tetapi berangsur kemudian di kelas belajar dipertemukan diperkenalkan dan rekanan dengan penerbit Indie.

 Beliau menyampaikan mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ? karena sekarang ini ada penerbit Indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.

Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, Dan lainnnya.

Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh  penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kemudahan Penerbit Indie

1.       Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut

2.       Naskah pasti diterbitkan

3.       Proses penerbitan mudah dan cepat

 

Ciri-ciri Penerbit Indie dari 

 1. Tidak ada seleksi semua jenis naskah diterima

 2. Proses terbit cepat {1-3bulan}

 3. Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan

 4. Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis

 5. Penulis menentukan sendiri harga bukunya

 6. Tidak memasarkan buku ke toko buku

 7. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris.                                                                       

Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Walaupun, di penerbit indie kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Akan tetapi,  itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Bapak Brian sudah menerbitkan tiga buku solo di penerbit Indie, berikut blognya:

Buku pertama

https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html

 Buku kedua

https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html

 Buku ketiga

 

https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.

             Biaya penerbitan

             fasilitas penerbitan

             Batas maksimal jumlah halaman

             Ketentuan dan Biaya cetak ulang

             Apakah dapat Master PDF

             Lama penerbitan

             Jumlah buku yang didapat penulis

Jadi dari awal PENTING mengetahui hal-hal tersebut. Jangan sampai baru tahu belakangan. Terkadang ada penerbit yang bilang gratis. Tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya, ternyata kita tidak dapat cetakkan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakkan sendiri Atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar, jadi dihitung-hitung sama saja bayarnya.

Hal itu terjadi karena teknik marketing penerbit beraneka rupa.

Berikut penerbit Indie rekanan Bapak Brian

1. Penerbit Depok

https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html

2. Penerbit Malang

https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html

Beliau salah satu yang bisa membantu  menerbitkan buku. Memiilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Sudah mengalaminya DAN TERBUKTI  menerbitkan buku tidak lebih dari 2 bulan. Hasil cetakkannya bagus. Tidak perlu mengalami pengalaman yang mengecewakan saat menerbitkan buku. Bapak Brian akn mengawal dan menjamin buku sampai terbit.

Perbedaan 2 penerbit rekanan Bapak Brian

 

Khusus penerbit Depok juga ada paket gratis,  Tetapi  minimal cetak 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak. Sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi.

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok bagi  yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.

Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

 

Informasi dari tanya jawab narasumber dengan peserta

1.     1. Dapat menerbitkan berbagai jenis buku baik fiksi dan nonfiksi

2.     2. Jika buku sudah terbit dan minta direvisi untuk terbitan berikutnya, penerbit   bisa membantu mengeditkan.

3.     3. Kelebihan penerbit Malang dari yang lain

              a. Kelebihannya adalah biaya cetak ulang yang lebih murah, ada editing, jumlah maksimal halaman lebih banyak (150 halaman A5)

             b. bisa dibilang tidak ada syarat, seperti penerbit indie pada umumnya. Namun perlu dipahami ketentuannya. Bisa simak lebih lengkap disini: https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html

 4. Puisi minimal 30, setidaknya bisa mencapai 70 halaman A5, A5 itu lebih kecil dari A4.

             Untuk cerpen  bisa 15-20 judul

 5..  langkahnya, tentu pertama menulis naskahnya. Jika tulisan-tulisan resume boleh dijadikan naskah buku. Kemudian membuat kelengkapan naskah yaitu halaman depan, prakata, daftar isi tanpa nomor halaman, profil penulis, sinopsis.

 6. Keluar biaya menjadi kekurangannya penerbit indie. Itulah konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi. Memang idealnya adalah menerbitkan di penerbit mayor. Namun, menerbitkan di penerbit indie bisa sebagai batu loncatan untuk kemudian mencoba di penerbit mayor. Kalau langsung ke penerbit mayor, perlu perjuangan dan proses bertahun-tahun. Untuk harga buku ditentukan sendiri oleh penulis. Jumlah halaman berpengaruh terhadap harga, karena makin tebal, maka modal biaya cetaknya lebih besar.

 7. Bisa menerbitkan buku-buku pelajaran atau semacam diktat.

 8. Bisa meohon minta dibuatkan kata pengantar sambil disertakan file word naskah

 9. Kosong nomor halamankarena  nanti nomor halaman diatur penerbit

 10. Glosarium dan indeks tidak harus. Daftar pustaka jika memang ada kutipan yang diambil dari buku lain.

 11. Sebenarnya editor penerbit depok akan mengoreksi naskah kita. Tetapi untuk kesalahan yang terlihat jelas secara sekilas. Misalnya kalimat yang belum selesai, kalimat yang kurang dimengerti, gambar yang seharusnya ada tapi tidak ada, dan lainnya. Berarti tidak sama sekali tidak dikoreksi.

Kita penulis berusahalah menjadi penulis yang bijak, selektif apa yang mudah, bisa, bermanfaat dan penting untuk masa kini, esok dan akan datang. Untuk itu, kitapun harus bijak dan selektif dalam menentukan penerbit mana untuk tulisan, karya kita. Tentunya yang diharapkan 

1. Amanah 

2. Edukasi, tidak ada pembiaran

3. Komunikatif

4. Terjangkau biayanya

5. Penting antar penulis dan penerbit saling bertanggungjawab, mengerti hak dan kewajiban masing-masing.

Semoga adanya penerbit Indie membuka jalan, memberi kemudahan, dan memotivasi kita untuk menulis dan terus menulis, kita pasti punya karya yang akan selalu terangkum dikenang dalam buku.

Komentar

  1. Kerin nih resume, selain lengkap rapi editan juga sangat tepat . Dan prestasi bunda 👍

    BalasHapus
  2. Terus ayunkan langkah sampai di depan gerbang penerbit

    BalasHapus
  3. Bunda Menik resumenya semakin keren lengkap sekali,tetap semangat Bunda Menik

    BalasHapus
  4. Keren Bu, semoga buku Solonya terbit.

    BalasHapus
  5. Resume nya komplit bin bisa jadi referensi..mantull bundaa

    BalasHapus
  6. Semangat untuk menerbitkan buku solo

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Salam kenal balik.. Makasih.. Iya nnti sini gah ke blog mbak

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ukiran Indah MICHIKO DENIM

Impian Terindah ‘Baiti Jannati’

Insecure Guru dan Siswa Teratasi dengan Self H dalam menulis